Penggunaan kolam dengan kedalaman dua meter atau lebih merupakan teknik budidaya yang relatif baru bagi para pembudidaya ikan. Pembudidaya biasa menggunakan kolam dengan kedalaman berkisar antara 1,0 – 1,2 m. Adopsi teknik budidaya ini dapat memberikan dampak yang positif bagi para pembudidaya, mengingat penambahan rata-rata kedalaman kolam sekitar 80 – 100 cm dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan hingga 400% (dalam pemanfaatan luas) atau 150% (dalam pemanfaatan volume). Secara finansial, pendalaman kolam hanya memerlukan biaya sekitar Rp 30.000/m3 sedangkan biaya perawatan/perbaikan kolam tidak mengalami perubahan.
Penggunaan kolam dengan kedalaman dua meter dapat memberikan dampak positif pada usaha budidaya gurame. Kolom air yang lebih dalam memberikan kesempatan yang lebih lama pada ikan untuk menangkap pakan tenggelam yang diberikan sesuai dengan karakteristik biologi ikan gurame yang cenderung lambat merespon pakan. Selain itu, bentuk ikan yang pipih dengan gerakan yang cenderung dominan vertikal juga dapat lebih mengefisienkan kolom air yang dalam dibandingkan dengan pada kolom air yang dangkal. Tingkah laku ikan gurame yang sangat responsif terhadap gangguan eksternal juga dapat dikurangi pada kedalaman kolam dua meter dibanding dengan satu meter. Walaupun di sisi lain, peningkatan padat tebar pada kolam dua meter dapat mengakibatkan ikan kurang dapat menerima stress internal yang mungkin terjadi, misalnya: gesekan antar ikan saat terjadi kejutan. Selain itu, peningkatan padat tebar juga berimplikasi pada peningkatan beban bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan sehingga dapat mengurangi daya dukung (carrying capasity) kolam.